Meningkatkan Produktivitas Melalui Task Force

Banyak Perusahaan menyadari, didalam organisasinya telah terjadi kebocoran yang menghambat produktivitas.

lalu mengapa sulit dituntaskan ?

Banyak perusahaan telah berkerja keras demi meningkatkan produktivitasnya. sayang, hasilnya masih jauh dari harapan. jangankan meningkatkan produktivitas, dapat bertahan hingga tidak gulung tikar saja sudah bergitu membahagiakan.

begitu banyak investasi yang telah dikeluarkan itu semua bagai menbaur garam dilautan. seperti filosofi pipa bocor, seberapa banyak pun investasi yang telah dimasukkan, ternyata itu semua tidak akan pernah cukup untuk mencapai peningkatan produktuvutas yang diharapkan, karena semuanya bocor dan hilang entah kemana pada saat proses produksi dilaksanakan. 

pada dasarnya banyak perusahaan yang menyadari, bahwa organisasinya telah terjadi kebocoran demi kebocoran yang menghambat produktivitas.
contoh; banyaknya jumlah barang yang rusak, banyak produk yang harus diperbaiki berulang kali, tingginya pemborosan penggunaan bahan baku, hingga tingginya keluhan pelanggan.

Namun
semuanya yang disadari oleh manajemen perusahaan tersebut, ternyata kurang dituntaskan secara optimal, sehingga kebocoran tetap saja ada, mengancamm dan selalu menghambat upaya peningkatan produktivitas.

Apa pasal? bisa jadi, target yang harus dicapai dan rutinitas yang harus dihadapai manajemen perusahaan, sering kali telah mengalihkan perhatian mereka terhadap kebocoran ini, sehingga permasalahan pun tidak dapat dituntaskan dengan baik dan segera. kebocoran pun atas terus menganga.

Lantas bagaimana solusinya? dalam perkara ini, sebenarnya terdapat dua hal yang yang dapat bahkan harus dilakukan manajemen perusahaan untuk menyelesaikan masalah ini setuntas-tuntasnya.

Pertama, harus ada keseriusan dan komitmen yang luar biasa kuat dari pihak manajemen perusahaan untuk mendukung upaya menuntaskan masalah kebocoran ini, keseriusan dan komitmen yang luar biasa ini sangat dibutuhkan untuk memberikan semangat, kepastian dan legalitas atas semua pelaksanaan tindakan. 

Kedua, harus ada pihak yang bertanggung jawab penuh untuk menganalisis dan menuntaskan semua permasalahan ini secara teknis, dalam bentuk tindakan nyata. hal ini sangat diperlukan karena memang harus ada ketetapan, supaya orang-orang didalam organisasi tidak saling lempar tanggung jawab.